Langsung ke konten utama

pengertian ilmu sosial dasar dan kasusnya.

pengertian Ilmu sosial dasar

Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkain oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial.

Ilmu Sosial Dasar tidak merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan, karena masing-masing sebagai disiplin ilmu memiliki obyek dan metode ilmiahnya sendiri-sendiri yang tidak mungkin dipadukan.

Ilmu Sosial Dasar bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena Ilmu Sosial Dasar tidak mempunyai obyek dan metode ilmiah tersendiri dan juga tidak mengembangkan suatu penelitian sebagai mana suatu disiplin ilmu, seperti ilmu-ilmu sosial di atas.


Artikel ini bersumber dari : http://nandoputrapratama.blogspot.com/2014/11/pengertian-dan-tujuan-ilmu-sosial-dasar.html#ixzz4b73vZLfw


contoh kasus tentang ilmu sosial dasar
DI INDIA, NYAWA BISA MELAYANG KARENA KASTA
Meski sudah memasuki era modern, namun budaya kasta di India tetap dipakai. Kekerasan
pun kerap terjadi, dan wanita lebih banyak jadi korban.
Polisi India memeriksa wanita yang tewas dibunuh
Asha Saini, 19 tahun, dan Yogesh Kumar, 20 tahun,  saling jatuh cinta. Mereka rencananya
akan segera menikah. Tapi, keluarga Saini tidak setuju karena calon suami hanya seorang
sopir taksi. Pihak keluarga menilai, pekerjaan sejenis itu tak pantas buat keluarga mereka.
Namun, sebenarnya penolakan itu lantaran Kumar berasal dari kalangan kasta rendah.
Namun, Saini tetap bersikap keras untuk menjalin cinta dengan Kumar. Upaya memisahkan
keduanya pun dilakukan pihak keluarga Saini. Gadis itu dipaksa untuk dinikahkan dengan
pria lain.Upaya itu ternyata tak berhasil. Cinta sudah begitu menyatu di kedua remaja itu.
Akhirnya pilihan tragis dipilih keluarga Saini. Keduanya dibunuh. “Kami membunuh mereka
berdua karena kami menentang hubungan itu. Jika seseorang datang ke rumah anda untuk
bertemu anak perempuan anda, apa lagi yang harus kami lakukan?” kata paman Saini yang
bernama Om Prakash, saat dia dan ayah kandung Saini, ditahan pihak kepolisian India.
Saini dan Kumar menjadi salah satu korban di antara lima kasus yang sama di India pada Juni
2010 lalu. Mereka dibunuh karena dianggap menodai kehormatan keluarga. Umumnya yang
menjadi korban adalah anak perempuan, yang dianggap seharusnya menjaga kehormatan
keluarga.Pihak kepolisian mengatakan, pihak keluarga sebelumnya sudah mencoba cara untuk
memisahkan Saini dan Kumar, namun tak berhasil.
Polisi menetapkan paman dan ayah Saini sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan.
Tetangga Saini mengaku mendengar jeritan keras pada malam hari, sebelum akhirnya polisi
datang dan menemukan Saini dan Kumar tewas. “Tongkat kayu berukuran besar digunakan
untuk menghabisi keduanya. Gadis itu menjerit, dan mengatakan”Bunuh saya tapi jangan
bunuh Kumar,” kata Umesh Kumar menirukan kata-kata terakhir Saini. Umesh adalah
tetangga  keluarga Saini. “Mereka memukul Saini dengan sangat kejam, dan darah keluar dari
kepala Saini.”Kumar mengatakan, dirinya mencoba untuk menolong gadis malang itu, dengan
cara menelpon polisi, namun pesawat telpon miliknya rusak. Tetangga lain tak berani
meminjamkan telpon karena tak ingin ikut campur.“Itu bukan urusan kami. Anak gadis itu
memang seharusnya patuh pada orang tua,” kata salah satu tetangga keluarga Saini, yang tak
mau disebut namanya.
“Yang paling memprihatinkan dari setiap kasus pembunuhan semacam ini, pembunuhnya
adalah mereka yang memiliki hubungan keluarga,” kata Wakil Deputi Komisioner Polisi
Narendra Bundela. Di India, kasus pembunuhan dengan mengatasnamakan “Pembunuhan
demi kehormatan keluarga” tidak hanya terjadi di pedesaan, tapi juga di kota besar seperti
New Delhi.Masih belum terdata dengan jelas, berapa banyak kasus pembunuhan semacam itu.
Namun pihak pemerintah, pengadilan tinggi hingga Mahkamah Agung India berusaha
mencari jalan keluar agar kasus pembunuhan sadis semacam itu dapat diredam.
Akibat maraknya kasus pembunuhan atas nama kehormatan itu, anggota kabinet India
mengadakan pertemuan untuk membahasnya. Hasilnya, pihak pemerintah akan mengubah
hukuman ringan menjadi lebih berat kepada pelaku pembunuhan semacam itu. Sebelumnya,
sudah banyak didapati, hukuman bagi pelaku pembunuhan demi kehormatan itu, lebih ringan
bahkan lepas dari jeratan hukum, sehingga menyebabkan masih tingginya kasus pembunuhan
sejenis itu.
Dr. Ranjana Kumari, Kepala Pusat penelitian Sosial India mengatakan, kasus-kasus
pembunuhan seperti yang dialami Saini dan Kumar merupakan contoh ekstrem dari benturan
budaya modern dan tradisi kuno India.“Kehormatan keluarga, biasanya secara tradisional ada
pada anak perempuan. Dan ketika anak perempuan tak patuh, maka dianggap menodai
kehormatan keluarga,” kata Ranjana.“Itulah beban berat yang ditanggung anak perempuan di
India. Termasuk apa dan bagaimana mereka memakai pakaian, sekolah di mana, di mana
mereka tinggal, menikah, semuanya harus menunggu keputusan keluarga,” tambah Ranjana.
Renu, 27 tahun, kakak perempuan Kumar, mengatakan dia dan adiknya tinggal menumpang
di rumah kerabat, setelah orangtua mereka meninggal beberapa tahun lalu. “Saya kehilangan
segalanya. Saya sebatang kara sekarang,” kata Renu sambil menangis terisak. Dia
menambahkan, dirinya begitu dekat dengan Kumar.“Rasa duka ini akan ada seumur hidup
saya. Saya ingin keadilan. Apa yang terjadi pada adik saya juga harus dirasakan para pelaku
pembunuhan itu. Mereka harus dihukum gantung,” ujar Renu.
Seperti dimuat di National Geographic, ratusan, mungkin ribuan, wanita di India menjadi
korban pembunuhan seperti yang dialami Saini. Banyak kasus yang tak dilaporkan, dan para
pelakunya tak pernah tersentuh hukum.
ANALISA ARTIKEL
Kejadian dari artikel ini merupakan salah satu contoh yang terjadi akibat adanya stratifikasi
sosial. Stratifikasi sosial adalah perbedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat
secara vertical (bertingkat). Di dalam stratifikasi social tidak boleh ada anggota masyarakat
yang berpindah dari satu strata(tingkat) ke strata(tingkat) lain. Demikian pun yang terjadi “Di
India, Nyawa Bisa Melayang Karena Kasta”, karena kasta yang dianut itu, maka mereka
tidak mengijinkan seorang anak wanita dari keluarga kasta tinggi menikah atau memiliki
hubungan cinta dengan pria dari keluarga kasta rendah. Dalam kasta tersebut tidak
diperbolehkan adanya perpindahan seseorang dari kasta rendah ke kasta tinggi. Orang yang
melanggar aturan tersebut, maka dalam kasta tersebut dapat dinilai melanggar aturan
kehormatan keluarga.
Kejadian ini termasuk pada status stratifikasi yaitu achieved status ( status karena
mempunyai pekerjaan keras). Pada artikel ini bahwa orang tua saini tidak setuju dengan
adanya pernikahan atau hubungan saini dengan kumar karena kumar hanya bekerja sebagai
sopir. Selain terdapat pada status tersebut kejadian ini juga termasuk pada dasar pembentukan
stratifikasi sosial yaitu ukuran kehormatan. Hal tersebut terlihat pada kisah cinta Saini
dengan Kumar yang terhalang sistem kasta. Saini berasal dari kalangan kasta tinggi
sedangkan Kumar berasal dari kalangan keluarga kasta rendah. Jalinan cinta mereka terlalu
kuat sehingga tidak dapat dipisahkan oleh keluarga Saini yang tidak merestui hubungan
mereka karena alasan kasta. Akhirnya pilihan tragis dipilih keluarga Saini, Saini dan Kumar
dibunuh karena dianggap menodai kehormatan keluarga.
Hubungan kelompok keluarga Saini dengan kelompok keluarga kumar yaitu hubungannya
sangat bertentangan. Dengan adanya tidak setuju hubungan Saini dan Kumar itu maka
keluarga Saini memutuskan untuk membunuh keduanya karena keduanya itu tidak mematuhi
aturan kehormatan keluarga dalam sistem kasta.
Menurut saya, Konflik yang muncul pada atikel ini yaitu konflik tentang klosentrisme.
Dengan adanya seorang wanita dari kalangan kasta tinggi yang saling cinta dengan pria dari
kalangan kasta rendah maka hubungannya tidak di restui oleh keluarga wanita tersebut dan
akhirnya seorang wanita dan kekasihnya tersebut dibunuh oleh orang tuanya wanita tersebut
karena tidak mematuhi kehormatan keluarga dalam sistem kasta. Tetapi kakak dari pria
tersebut tidak menerima atas pembunuhan adiknya sendiri.Akhirnya kedua orang tua tersebut
dihukum.
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada kasus itu yaitu
pemerintah mempertegas hukum yang berlaku dengan cara memperberat hukuman bagi orang
yang membunuh orang lain hanya karena kehormatan keluarga yang terinjak akibat adanya
hubungan antara orang kasta tinggi dengan kasta rendah. Serta pemerintah bersama
masyarakat bekerja sama dalam melakukan pengawasan guna menghindari terjadinya

kekerasan atau tindak kejahatan karena alasan kasta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

perbedaan animasi 4D dan 5D

Animasi 4D  Tidak berbeda jauh dengan format 3D, hanya saja efek dari film 4D ini, bukan hanya gambarnya saja yang keluar, melainkan ada getaran-getaran atau efek-efek nyata yg dihasilkan. Misalnya saja film-film animasi bertema kehidupan alam, ketika adegan di air, maka ada air yang menyipratkannya ke wajah kita, atau uap air menetes. Lalu ketika adegan gempa bumi, maka kursi yang kita duduki akan bergetar juga, memang unik dan mengasyikan tetapi para penonton pasti tidak akan fokus ke filmnya melainkan ke efeknya saja. Film berformat seperti ini tidak hanya mengacu pada layar bioskop saja, melainkan beberapa aplikasi media seperti penggerak kursi yang menghasilkan getaran, uap air, serta beberapa efek lainnya, termasuk AC yang bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin saat adegan salju, dan Heater yang dapat memanas saat adegan padang pasir. Dan format film ini pun harus diputar pada bioskop-bioskop khusus saja. Sedangkan animasi 5D sebenarnya di beberapa negara eropa ada ne...

Kenapa 1 Tahun Itu 12 Bulan?

Nenek moyang kita dulu membuat kalendar berdasarkan berbagai macam perhitungan. Mulai dari perhitungan astronomi, pergantian musim, peristiwa politik hingga prediksi kiamat. Ini seperti yang ditanyakan oleh teman-teman kita ini, kenapa sistem kalender kita harus memiliki 12 bulan dalam setahun? Kenapa bukan misalnya, 20 bulan? Apa dasar perhitungannya? Pendeknya, kalender yang kita gunakan sekarang itu mengadopsi sistem kalender romawi. Awal mulanya, sistem dalam kalender romawi ini hanya memiliki 10 bulan atau 304 hari saja dalam setahun. Tapi, jumlah 10 bulan ini kemudian dianggap kurang tepat, karena tidak bisa sinkron dengan pergantian musim yang terjadi. Hingga akhirnya, Kaisar Romawi pada saat itu, Numa Pompilius, menambahkan 2 bulan baru, yakni Januari dan Februari. Dan kemudian setelah itu, disempurnakan lagi oleh sistem kalender Julian, yang namanya diambil dari Julius Caesar, kaisar romawi saat itu. Lalu ketika bangsa di eropa mulai mengembangkan sains dan memahami astron...

Bagaimana Cara Mengetahui Umur Benda Purba?

Coba tebak, sudah berapa lama Sultan Jogjakarta yang pertama meninggal? Jawabannya mudah. Kita kurangkan saja tanggal hari ini dengan tanggal kematian sang sultan. Tapi, bagaimana kalau kita ditanya, sudah berapa lama Firaun Mesir yang pertama meninggal? Atau, sudah berapa lama kucing kesayangannya meninggal? Pertanyaan semacam ini, tampaknya selalu bisa dijawab oleh para peneliti benda purba. Buktinya, setiap peninggalan bersejarah yang kita lihat di museum selalu ada keterangan umurnya. Namun seperti pertanyaan ini, pernahkah kalian penasaran, bagaimana para peneliti bisa tahu umur mumi, prasasti, atau benda-benda purba lainnya? Padahal, mereka jelas belum lahir pada zaman itu. Apakah mereka cuma asal tebak? Atau jangan-jangan, para peneliti ini diam-diam punya mesin waktu? Ternyata, pengukuran umur benda purba bisa dilakukan secara ilmiah tanpa perlu time-travel, yaitu dengan teknik dating. Bukan… Bukan dating yang itu, tapi dating yang lainnya. Teknik dating benda purba sendiri...