Langsung ke konten utama

Mengapa kita kesemutan?

Pasti banyak dari kita sangat sering kesemutan. banyak yang bertanya kenapa kita bisa kesemutan? dan apakah ada hubungannya dengan semut?.
dalam dunia medis, sensasi kesemutan yang kita alami disebut dengan paresthesia. jadi singkatnya tubuh kita ini memiliki jaringan saraf yang tugasnya menyampaikan informasi antara otak dan seluruh bagian tubuh. dan kesemutan itu terjadi karena adanya tekanan yang menghalangi suplai darah kita ke suatu bagian saraf sehingga menghambat saraf tersebut untuk bekerja.

contohnya kita menaruh benda yang sangat berat diatas tangan kita, saat terjadi penindihan ini, jaringan saraf kita berhenti mengirimkan informasi menuju otak dan juga sebaliknya, dimana saraf kita tidak mendapatkan aliran oksigen dari jantung. akibatnya, saat tindihan beban dilepaskan, jaringan saraf kita yang tertekan ini langsung menembakkan informasi secara banyak dari dan menuju otak, sehingga terjadilah sensasi seperti dikerubungi semut yang kita sebut sebagai kesemutan.

kesemutan atau bahasa kerennya paresthesia berasal dari bahasa yunani yang artinya persepsi yang menyimpang. tetapi meskipun sering terjadi, paresthesia tidak bisa diremehkan begitu saja. paresthesia yang sering terjadi dan begitu lama, dapat menandakan bahwa kita mungkin mengidap penyakit berat seperti diabetes, gagal jantung, tumor, hingga stroke.

jadi intinya kita tahu sekarang bahwa kesemutan itu tidak ada kaitannya dengan keberadaan semut dalam tubuh kita, jadi jangan salahkan semut dan salahkan saja yang lain untuk hal ini.



sumber : Youtube Channel Kok bisa?\
https://www.youtube.com/watch?v=arTmvUBZjpA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

perbedaan animasi 4D dan 5D

Animasi 4D  Tidak berbeda jauh dengan format 3D, hanya saja efek dari film 4D ini, bukan hanya gambarnya saja yang keluar, melainkan ada getaran-getaran atau efek-efek nyata yg dihasilkan. Misalnya saja film-film animasi bertema kehidupan alam, ketika adegan di air, maka ada air yang menyipratkannya ke wajah kita, atau uap air menetes. Lalu ketika adegan gempa bumi, maka kursi yang kita duduki akan bergetar juga, memang unik dan mengasyikan tetapi para penonton pasti tidak akan fokus ke filmnya melainkan ke efeknya saja. Film berformat seperti ini tidak hanya mengacu pada layar bioskop saja, melainkan beberapa aplikasi media seperti penggerak kursi yang menghasilkan getaran, uap air, serta beberapa efek lainnya, termasuk AC yang bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin saat adegan salju, dan Heater yang dapat memanas saat adegan padang pasir. Dan format film ini pun harus diputar pada bioskop-bioskop khusus saja. Sedangkan animasi 5D sebenarnya di beberapa negara eropa ada ne...

Kenapa 1 Tahun Itu 12 Bulan?

Nenek moyang kita dulu membuat kalendar berdasarkan berbagai macam perhitungan. Mulai dari perhitungan astronomi, pergantian musim, peristiwa politik hingga prediksi kiamat. Ini seperti yang ditanyakan oleh teman-teman kita ini, kenapa sistem kalender kita harus memiliki 12 bulan dalam setahun? Kenapa bukan misalnya, 20 bulan? Apa dasar perhitungannya? Pendeknya, kalender yang kita gunakan sekarang itu mengadopsi sistem kalender romawi. Awal mulanya, sistem dalam kalender romawi ini hanya memiliki 10 bulan atau 304 hari saja dalam setahun. Tapi, jumlah 10 bulan ini kemudian dianggap kurang tepat, karena tidak bisa sinkron dengan pergantian musim yang terjadi. Hingga akhirnya, Kaisar Romawi pada saat itu, Numa Pompilius, menambahkan 2 bulan baru, yakni Januari dan Februari. Dan kemudian setelah itu, disempurnakan lagi oleh sistem kalender Julian, yang namanya diambil dari Julius Caesar, kaisar romawi saat itu. Lalu ketika bangsa di eropa mulai mengembangkan sains dan memahami astron...

Bagaimana Cara Mengetahui Umur Benda Purba?

Coba tebak, sudah berapa lama Sultan Jogjakarta yang pertama meninggal? Jawabannya mudah. Kita kurangkan saja tanggal hari ini dengan tanggal kematian sang sultan. Tapi, bagaimana kalau kita ditanya, sudah berapa lama Firaun Mesir yang pertama meninggal? Atau, sudah berapa lama kucing kesayangannya meninggal? Pertanyaan semacam ini, tampaknya selalu bisa dijawab oleh para peneliti benda purba. Buktinya, setiap peninggalan bersejarah yang kita lihat di museum selalu ada keterangan umurnya. Namun seperti pertanyaan ini, pernahkah kalian penasaran, bagaimana para peneliti bisa tahu umur mumi, prasasti, atau benda-benda purba lainnya? Padahal, mereka jelas belum lahir pada zaman itu. Apakah mereka cuma asal tebak? Atau jangan-jangan, para peneliti ini diam-diam punya mesin waktu? Ternyata, pengukuran umur benda purba bisa dilakukan secara ilmiah tanpa perlu time-travel, yaitu dengan teknik dating. Bukan… Bukan dating yang itu, tapi dating yang lainnya. Teknik dating benda purba sendiri...