Kalau lihat di film-film, kayaknya seru banget hidup di luar angkasa! Sayangnya, semua itu hanyalah fiksi belaka. Tapi, sebetulnya bisakah kita hidup, dan bahkan bikin negara sendiri, di luar angkasa?
Ya, memang bumi adalah tempat paling enak se-alam semesta, bagi kita. Ada oksigen, air, makanan, dan uhh… internet. Badan kita pun masih bisa menyesuaikan diri dengan suhu dan cuacanya. Dan, Bumi juga punya lapisan atmosfer. Lapisan ini melindungi kita dari banyak hal. Tapi, apakah keadaan di Bumi ini, sama dengan di luar angkasa?
Dari Bumi, luar angkasa memang sedap dipandang mata. Tapi di luar sana, keadaan ternyata jauh lebih kejam daripada di ibukota Jakarta. Kalau bukan manusia super, mustahil kita bisa bertahan lama. Karena pastinya di sana hampa udara, dan nggak ada oksigen di luar angkasa. Padahal, tanpa oksigen, kita akan pingsan dalam 15 detik saja. Tambah satu setengah menit lagi, dan nyawa kita… akan melayang. Belum lagi suhunya yang bisa dingin membeku atau justru malah panas setengah mati. Dan tanpa gaya gravitasi yang menahan, tubuh kita pun akan mengambang… dan terus mengambang… sampai akhir zaman.
Untungnya, para ahli berhasil mengakali masalah ini lewat teknologi-teknologi canggih! Yaitu dengan meluncurkan wahana antariksa, dan menciptakan stasiun… hh stasiun luar angkasa! Stasiun ini dilengkapi dengan cadangan oksigen dan juga pelindung buatan, yang bisa melindungi penumpangnya dari ancaman luar, seperti radiasi berbahaya. Di stasiun inilah, para ahli astronomi meneliti luar angkasa secara langsung, termasuk kemungkinan manusia bisa hidup di luar Bumi. Kalau butuh jalan-jalan, para astronot tinggal memakai baju khusus, yang berfungsi seperti stasiun luar angkasa mini. Bahkan modelnya juga bermacam-macam meski nggak dijual bebas di toko-toko online.
Tapi, namanya juga makhluk Bumi, hidup kita pasti jadi lebih sulit di luar angkasa. Karena pulang perginya susah, makanan dan air jadi barang langka. Para astronot sampai harus mendaur ulang air seni dan keringat mereka untuk mandi dan keperluan lain sehari-hari. Selain itu, tubuh kita juga mengalami efek samping, apalagi kalau kita mulai kelamaan menjauhi Bumi. Itu sebabnya, meskipun di luar angkasa, para astronot tetap harus rajin berolahraga.
Sampai nanti ada teknologi yang lebih canggih, kita simpan dulu aja mimpi hidup di luar angkasa, sambil merawat dan menikmati Bumi, selagi masih bisa. Dan seperti biasa, terima kasih.
Ya, memang bumi adalah tempat paling enak se-alam semesta, bagi kita. Ada oksigen, air, makanan, dan uhh… internet. Badan kita pun masih bisa menyesuaikan diri dengan suhu dan cuacanya. Dan, Bumi juga punya lapisan atmosfer. Lapisan ini melindungi kita dari banyak hal. Tapi, apakah keadaan di Bumi ini, sama dengan di luar angkasa?
Dari Bumi, luar angkasa memang sedap dipandang mata. Tapi di luar sana, keadaan ternyata jauh lebih kejam daripada di ibukota Jakarta. Kalau bukan manusia super, mustahil kita bisa bertahan lama. Karena pastinya di sana hampa udara, dan nggak ada oksigen di luar angkasa. Padahal, tanpa oksigen, kita akan pingsan dalam 15 detik saja. Tambah satu setengah menit lagi, dan nyawa kita… akan melayang. Belum lagi suhunya yang bisa dingin membeku atau justru malah panas setengah mati. Dan tanpa gaya gravitasi yang menahan, tubuh kita pun akan mengambang… dan terus mengambang… sampai akhir zaman.
Untungnya, para ahli berhasil mengakali masalah ini lewat teknologi-teknologi canggih! Yaitu dengan meluncurkan wahana antariksa, dan menciptakan stasiun… hh stasiun luar angkasa! Stasiun ini dilengkapi dengan cadangan oksigen dan juga pelindung buatan, yang bisa melindungi penumpangnya dari ancaman luar, seperti radiasi berbahaya. Di stasiun inilah, para ahli astronomi meneliti luar angkasa secara langsung, termasuk kemungkinan manusia bisa hidup di luar Bumi. Kalau butuh jalan-jalan, para astronot tinggal memakai baju khusus, yang berfungsi seperti stasiun luar angkasa mini. Bahkan modelnya juga bermacam-macam meski nggak dijual bebas di toko-toko online.
Tapi, namanya juga makhluk Bumi, hidup kita pasti jadi lebih sulit di luar angkasa. Karena pulang perginya susah, makanan dan air jadi barang langka. Para astronot sampai harus mendaur ulang air seni dan keringat mereka untuk mandi dan keperluan lain sehari-hari. Selain itu, tubuh kita juga mengalami efek samping, apalagi kalau kita mulai kelamaan menjauhi Bumi. Itu sebabnya, meskipun di luar angkasa, para astronot tetap harus rajin berolahraga.
Sampai nanti ada teknologi yang lebih canggih, kita simpan dulu aja mimpi hidup di luar angkasa, sambil merawat dan menikmati Bumi, selagi masih bisa. Dan seperti biasa, terima kasih.
Komentar
Posting Komentar