Saat terjebak macet di jalanan Jakarta pada siang bolong yang terik, kita mungkin merasa sedang berada di tempat terpanas di dunia. Tapi, pernahkah kita bertanya-tanya, di manakah sebetulnya tempat terpanas di permukaan bumi?
Ternyata, jawabannya bukan Death Valley, bukan pula Gurun Sahara, atau bahkan Bekasi, Indonesia. Rekor tempat terpanas di muka bumi rupanya dipecahkan oleh Dasht-e Lut atau Gurun Lut di Iran.
Konon saking panasnya, jangankan hewan dan tumbuhan, bahkan bakteria pun tak kuasa bertahan hidup di sana. Bahkan, pada musim panas tahun 2005, permukaan Gurun Lut mencapai suhu tertinggi yang pernah tercatat secara ilmiah, yaitu 70.7oCelsius! Dengan suhu yang sama, kita juga bisa menggoreng sebutir telur mata sapi.
Ada beberapa faktor utama yang membuat Gurun Lut sangat panas. Pertama, curah hujan dan jumlah tanaman di Gurun Lut sangatlah minim, sehingga kondisinya menjadi luar biasa kering. Kedua, Gurun Lut memiliki permukaan yang berbatu, sehingga panas sinar matahari sangat mudah diserap, namun cuma sedikit yang dipantulkan kembali. Hal ini didukung oleh faktor ketiga, yaitu warna tanah. Semakin gelap warna permukaan tanah suatu tempat, makin panas pula suhunya.
Lalu, bagaimana suhu permukaan bumi dapat diukur dengan tepat? Para peneliti menggunakan sebuah perangkat bernama MODIS yang ditempatkan di satelit milik NASA, untuk memetakan suhu seluruh permukaan bumi secara akurat melalui citra inframerah, termasuk tempat-tempat yang sulit dijangkau manusia karena suhunya yang terlalu ekstrem, seperti Gurun Lut.
Bagaimanapun karena pengaruh banyak faktor, suhu di Gurun Lut masih dapat berubah-ubah, meski tidak terlalu drastis. Jadi, mungkin tidak selamanya Gurun Lut akan menjadi tempat terpanas di muka bumi. Siapa tahu, Bekasi masih punya kesempatan untuk menyandang gelar tersebut… mungkin beberapa abad ke depan.
Untuk itu, kita perlu tetap update dan jangan cepat puas dalam mencari informasi. Karena disadari atau tidak, perubahan akan tetap terus terjadi sepanjang waktu. Dan seperti biasa, terima kasih.
sumber : https://kokbisachannel.wordpress.com/2016/08/03/di-manakah-tempat-terpanas-di-permukaan-bumi/
Ternyata, jawabannya bukan Death Valley, bukan pula Gurun Sahara, atau bahkan Bekasi, Indonesia. Rekor tempat terpanas di muka bumi rupanya dipecahkan oleh Dasht-e Lut atau Gurun Lut di Iran.
Konon saking panasnya, jangankan hewan dan tumbuhan, bahkan bakteria pun tak kuasa bertahan hidup di sana. Bahkan, pada musim panas tahun 2005, permukaan Gurun Lut mencapai suhu tertinggi yang pernah tercatat secara ilmiah, yaitu 70.7oCelsius! Dengan suhu yang sama, kita juga bisa menggoreng sebutir telur mata sapi.
Ada beberapa faktor utama yang membuat Gurun Lut sangat panas. Pertama, curah hujan dan jumlah tanaman di Gurun Lut sangatlah minim, sehingga kondisinya menjadi luar biasa kering. Kedua, Gurun Lut memiliki permukaan yang berbatu, sehingga panas sinar matahari sangat mudah diserap, namun cuma sedikit yang dipantulkan kembali. Hal ini didukung oleh faktor ketiga, yaitu warna tanah. Semakin gelap warna permukaan tanah suatu tempat, makin panas pula suhunya.
Lalu, bagaimana suhu permukaan bumi dapat diukur dengan tepat? Para peneliti menggunakan sebuah perangkat bernama MODIS yang ditempatkan di satelit milik NASA, untuk memetakan suhu seluruh permukaan bumi secara akurat melalui citra inframerah, termasuk tempat-tempat yang sulit dijangkau manusia karena suhunya yang terlalu ekstrem, seperti Gurun Lut.
Bagaimanapun karena pengaruh banyak faktor, suhu di Gurun Lut masih dapat berubah-ubah, meski tidak terlalu drastis. Jadi, mungkin tidak selamanya Gurun Lut akan menjadi tempat terpanas di muka bumi. Siapa tahu, Bekasi masih punya kesempatan untuk menyandang gelar tersebut… mungkin beberapa abad ke depan.
Untuk itu, kita perlu tetap update dan jangan cepat puas dalam mencari informasi. Karena disadari atau tidak, perubahan akan tetap terus terjadi sepanjang waktu. Dan seperti biasa, terima kasih.
sumber : https://kokbisachannel.wordpress.com/2016/08/03/di-manakah-tempat-terpanas-di-permukaan-bumi/
Komentar
Posting Komentar