Tubuh kalian mulai rileks, kalian pelan-pelan mengantuk, dan dalam 3… 2… 1… kalian semua akan tertidur.
Pernahkah kalian dihipnotis? Mungkin kita lebih sering menonton acara hipnotis daripada mengalaminya sendiri. Di TV, orang-orang yang dihipnotis kehilangan kesadaran dan akhirnya melakukan apa yang diminta si penghipnotis, seperti melakukan hal konyol atau membeberkan rahasia memalukan. Tapi, benarkah hal ini bisa terjadi saat kita dihipnotis seperti pertanyaan Avan ini?
Untungnya, semua ini tidak benar. Meski menggunakan prinsip-prinsip hipnotis, apa yang terjadi di TV rupanya cuma sandiwara alias acting. Hipnotis semacam ini disebut Hipnotisme Panggung yang tujuannya untuk menghibur. Kalau begitu, apakah hipnotis sebetulnya cuma bohong-bohongan?
Tidak juga! Hipnotis atau Hipnosis sesungguhnya adalah fenomena psikologis. Singkatnya, hipnosis adalah kondisi saat fokus dan konsentrasi kita sangat tinggi. Pada saat yang sama, kesadaran kita terhadap lingkungan sekitar akan berkurang. Hasilnya, kita yang biasanya keras kepala dan banyak alasan akan lebih mudah menerima sugesti.
Hipnotis sudah dipraktikkan selama berabad-abad, misalnya oleh peradaban Hindu dan Mesir Kuno. Zaman dulu, hipnotis sering dikaitkan dengan ilmu gaib dan perdukunan. Baru pada abad ke-18, hipnotis mulai dipraktikkan secara ilmiah oleh dokter asal Wina bernama Franz Anton Mesmer. Iseng-iseng buat yang merasa penasaran, kosakata Bahasa Inggris “mesmerize” yang berarti “memukau” memang berasal dari nama Dokter Mesmer lho… Dokter Mesmer memopulerkan “Mesmerisme”. Dalam Mesmerisme, hipnotis berasal dari daya magnetisme hewan yang disalurkan dokter untuk menyembuhkan pasien.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kita akhirnya tahu bahwa hipnotis tidak ada hubungannya dengan magnetisme hewan, kutub utara selatan, segitiga bermuda, ataupun magnetisme-magnetisme lainnya. Hipnotis juga tidak membuat kita kehilangan kesadaran seperti zombie yang bisa diperintah ini itu. Kata hypno sendiri memang bisa berarti tidur dalam Bahasa Yunani, tapi faktanya, hipnotis cuma memberi efek tidur palsu, bukannya tidur nyenyak sampai ke alam mimpi…
Namun meski banyak mitosnya, hipnotis sebetulnya punya manfaat, terutama di dunia medis. Hipnotis ini disebut Hipnotisme Klinis. Penelitian menunjukkan bahwa hipnotis dapat memengaruhi bagian otak yang berperan dalam perubahan kesadaran dan emosi. Dengan sugesti untuk mengubah cara berpikir kita, terapi hipnotis bisa membantu mengurangi rasa sakit, mengatasi susah tidur atau insomnia, sampai menghilangkan aneka kebiasaan buruk, seperti merokok atau mengutil.
Bagaimanapun, efek positif hipnotis cuma bisa terasa kalau kita rela dan pasrah untuk dihipnotis. Artinya, kita sendiri harus punya niat untuk berubah jadi lebih baik. Dan seperti biasa, terima kasih.
sumber : https://kokbisachannel.wordpress.com/2016/10/12/bisakah-kita-mempengaruhi-orang-dengan-hipnotis/
Pernahkah kalian dihipnotis? Mungkin kita lebih sering menonton acara hipnotis daripada mengalaminya sendiri. Di TV, orang-orang yang dihipnotis kehilangan kesadaran dan akhirnya melakukan apa yang diminta si penghipnotis, seperti melakukan hal konyol atau membeberkan rahasia memalukan. Tapi, benarkah hal ini bisa terjadi saat kita dihipnotis seperti pertanyaan Avan ini?
Untungnya, semua ini tidak benar. Meski menggunakan prinsip-prinsip hipnotis, apa yang terjadi di TV rupanya cuma sandiwara alias acting. Hipnotis semacam ini disebut Hipnotisme Panggung yang tujuannya untuk menghibur. Kalau begitu, apakah hipnotis sebetulnya cuma bohong-bohongan?
Tidak juga! Hipnotis atau Hipnosis sesungguhnya adalah fenomena psikologis. Singkatnya, hipnosis adalah kondisi saat fokus dan konsentrasi kita sangat tinggi. Pada saat yang sama, kesadaran kita terhadap lingkungan sekitar akan berkurang. Hasilnya, kita yang biasanya keras kepala dan banyak alasan akan lebih mudah menerima sugesti.
Hipnotis sudah dipraktikkan selama berabad-abad, misalnya oleh peradaban Hindu dan Mesir Kuno. Zaman dulu, hipnotis sering dikaitkan dengan ilmu gaib dan perdukunan. Baru pada abad ke-18, hipnotis mulai dipraktikkan secara ilmiah oleh dokter asal Wina bernama Franz Anton Mesmer. Iseng-iseng buat yang merasa penasaran, kosakata Bahasa Inggris “mesmerize” yang berarti “memukau” memang berasal dari nama Dokter Mesmer lho… Dokter Mesmer memopulerkan “Mesmerisme”. Dalam Mesmerisme, hipnotis berasal dari daya magnetisme hewan yang disalurkan dokter untuk menyembuhkan pasien.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kita akhirnya tahu bahwa hipnotis tidak ada hubungannya dengan magnetisme hewan, kutub utara selatan, segitiga bermuda, ataupun magnetisme-magnetisme lainnya. Hipnotis juga tidak membuat kita kehilangan kesadaran seperti zombie yang bisa diperintah ini itu. Kata hypno sendiri memang bisa berarti tidur dalam Bahasa Yunani, tapi faktanya, hipnotis cuma memberi efek tidur palsu, bukannya tidur nyenyak sampai ke alam mimpi…
Namun meski banyak mitosnya, hipnotis sebetulnya punya manfaat, terutama di dunia medis. Hipnotis ini disebut Hipnotisme Klinis. Penelitian menunjukkan bahwa hipnotis dapat memengaruhi bagian otak yang berperan dalam perubahan kesadaran dan emosi. Dengan sugesti untuk mengubah cara berpikir kita, terapi hipnotis bisa membantu mengurangi rasa sakit, mengatasi susah tidur atau insomnia, sampai menghilangkan aneka kebiasaan buruk, seperti merokok atau mengutil.
Bagaimanapun, efek positif hipnotis cuma bisa terasa kalau kita rela dan pasrah untuk dihipnotis. Artinya, kita sendiri harus punya niat untuk berubah jadi lebih baik. Dan seperti biasa, terima kasih.
sumber : https://kokbisachannel.wordpress.com/2016/10/12/bisakah-kita-mempengaruhi-orang-dengan-hipnotis/
Komentar
Posting Komentar