Langsung ke konten utama

Kenapa Sidik Jari Berbeda-beda?

Percaya ga sih, kalau di seluruh dunia, ternyata ada lebih dari 7 miliar pola sidik jari manusia, dan beda-beda semua! Gimana bisa sebanyak itu ya?

Seandainya kita semua bikinan pabrik, sidik jari kita mungkin ga beda dengan bakso yang bentuknya bulat semua. Nyatanya, sidik jari kita adalah sesuatu yang ga ada duanya di dunia ini. Rahasia keunikan ini tersimpan jauuuh sewaktu kita masih berada di kandungan ibu kita.

Saat kita masih janin, sebuah lapisan tebal spesial mulai terbentuk di kulit ujung jari-jari kita. Lapisan ini yang nantinya membentuk pola-pola unik sidik jari kita. Nah, seunik apa bentuknya bakal ditentukan banyak faktor, mulai dari kondisi rahim ibu, sampai gerakan janinnya. Makanya, sidik jari anak kembar pun pasti beda. Karena mau sekembar apa pun, masa bisa kompakan sampai ke jurus-jurusnya?

Sidik jari udah dipakai sebagai alat identifikasi sejak zaman kuno, jauh sebelum HP pintar bisa dikunci pakai sidik jari. Bahkan saking uniknya, sidik jari sampai banyak dipakai juga buat nge-ramal nasib orang. Tapi buat yang nge-fans sama cerita detektif atau polisi-polisian, kamu harus berterima kasih pada polisi Perancis satu ini. Karena jasanya, sidik jari mulai dimanfaatkan secara ilmiah sebagai alat identifikasi di bidang forensik. Manfaat utamanya, antara lain mengenali korban musibah atau pelaku kejahatan. Itu kenapa, pengambilan sidik jari jadi agenda wajib setiap kita mau bikin dokumen penting, seperti Ijazah, SIM, atau Paspor. Jadi kalau kita mau macam-macam, jadi gampang lah nangkepnya.

Saat kita amati dengan lebih… lebih… detail, pola-pola sidik jari sebetulnya bisa digolongkan dalam 3 bentuk. Ga percaya? Coba saja bandingkan sidik jarimu dengan milik teman-temanmu. Namun, apa pun bentuknya, sidik jari punya manfaat serupa kok.

Kulit ujung jari kita adalah salah satu bagian tubuh paling sensitif, karena jadi tempat kumpulnya saraf-saraf peraba. Keunikan ini membantu banget, terutama buat teman-teman kita yang tidak bisa melihat. Tekstur sidik jari juga memberi gaya gesek, yang memudahkan kita saat memegang sesuatu, apalagi kalau licin.

Memang ada kasus di mana seseorang ga punya sidik jari. Tapi, kondisi genetis ini tergolong sangat… sangat… langka. Jadi, kalau suatu saat kamu kesulitan membedakan anak kembar, tinggal cek aja sidik jarinya! Dan seperti biasa, terima kasih.



sumber : https://kokbisachannel.wordpress.com/2017/07/12/kenapa-sidik-jari-berbeda-beda/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

perbedaan animasi 4D dan 5D

Animasi 4D  Tidak berbeda jauh dengan format 3D, hanya saja efek dari film 4D ini, bukan hanya gambarnya saja yang keluar, melainkan ada getaran-getaran atau efek-efek nyata yg dihasilkan. Misalnya saja film-film animasi bertema kehidupan alam, ketika adegan di air, maka ada air yang menyipratkannya ke wajah kita, atau uap air menetes. Lalu ketika adegan gempa bumi, maka kursi yang kita duduki akan bergetar juga, memang unik dan mengasyikan tetapi para penonton pasti tidak akan fokus ke filmnya melainkan ke efeknya saja. Film berformat seperti ini tidak hanya mengacu pada layar bioskop saja, melainkan beberapa aplikasi media seperti penggerak kursi yang menghasilkan getaran, uap air, serta beberapa efek lainnya, termasuk AC yang bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin saat adegan salju, dan Heater yang dapat memanas saat adegan padang pasir. Dan format film ini pun harus diputar pada bioskop-bioskop khusus saja. Sedangkan animasi 5D sebenarnya di beberapa negara eropa ada ne...

Kenapa 1 Tahun Itu 12 Bulan?

Nenek moyang kita dulu membuat kalendar berdasarkan berbagai macam perhitungan. Mulai dari perhitungan astronomi, pergantian musim, peristiwa politik hingga prediksi kiamat. Ini seperti yang ditanyakan oleh teman-teman kita ini, kenapa sistem kalender kita harus memiliki 12 bulan dalam setahun? Kenapa bukan misalnya, 20 bulan? Apa dasar perhitungannya? Pendeknya, kalender yang kita gunakan sekarang itu mengadopsi sistem kalender romawi. Awal mulanya, sistem dalam kalender romawi ini hanya memiliki 10 bulan atau 304 hari saja dalam setahun. Tapi, jumlah 10 bulan ini kemudian dianggap kurang tepat, karena tidak bisa sinkron dengan pergantian musim yang terjadi. Hingga akhirnya, Kaisar Romawi pada saat itu, Numa Pompilius, menambahkan 2 bulan baru, yakni Januari dan Februari. Dan kemudian setelah itu, disempurnakan lagi oleh sistem kalender Julian, yang namanya diambil dari Julius Caesar, kaisar romawi saat itu. Lalu ketika bangsa di eropa mulai mengembangkan sains dan memahami astron...

Bagaimana Cara Mengetahui Umur Benda Purba?

Coba tebak, sudah berapa lama Sultan Jogjakarta yang pertama meninggal? Jawabannya mudah. Kita kurangkan saja tanggal hari ini dengan tanggal kematian sang sultan. Tapi, bagaimana kalau kita ditanya, sudah berapa lama Firaun Mesir yang pertama meninggal? Atau, sudah berapa lama kucing kesayangannya meninggal? Pertanyaan semacam ini, tampaknya selalu bisa dijawab oleh para peneliti benda purba. Buktinya, setiap peninggalan bersejarah yang kita lihat di museum selalu ada keterangan umurnya. Namun seperti pertanyaan ini, pernahkah kalian penasaran, bagaimana para peneliti bisa tahu umur mumi, prasasti, atau benda-benda purba lainnya? Padahal, mereka jelas belum lahir pada zaman itu. Apakah mereka cuma asal tebak? Atau jangan-jangan, para peneliti ini diam-diam punya mesin waktu? Ternyata, pengukuran umur benda purba bisa dilakukan secara ilmiah tanpa perlu time-travel, yaitu dengan teknik dating. Bukan… Bukan dating yang itu, tapi dating yang lainnya. Teknik dating benda purba sendiri...