Langsung ke konten utama

Kenapa Pesawat Bisa Terbang?

Dulu, ada masanya manusia cuma bisa bermimpi untuk bisaterbang. Untungnya, para penemu pendahulu kita tidak pernah menyerah sampai akhirnya, kita bisa terbang beneran. Terima kasih pada kemajuan ilmu pengetahuan, sekarang kita bahkan bisa terbang keliling dunia menggunakan pesawat terbang. Wright bersaudara sendiri mungkin bakal terheran-heran memikirkan bagaimana caranya kendaraan metal segede gaban ini bisa terbang.

Dibandingkan dengan gelembung, baling-baling bambu, atau benda terbang lainnya, pesawat terbang berbodi metal termasuk objek yang amat sangat berat. Sebuah pesawat terbang jumbo komersial bisa mencapai berat sekitar 150 ton. Itu pun belum ditambah berat total penumpangnya, bergalon-galon bahan bakarnya, termasuk tetek bengek lainnya. Memangnya, ada rahasia apa di balik bisa terbangnya sebuah pesawat?

Percaya atau tidak, sebetulnya sebuah pesawat bisa terbang karena berhasil memanipulasi The Force alias GAYA. Pendeknya, pesawat yang segede gaban ini bisa terbang karena berhasil mengakali The Force ini. Karena asal kalian tahu, alam semesta ini dipenuhi dengan kekuatan dahsyat tak kasat mata yang memengaruhi kita semua, termasuk yang bikin kita selalu jatuh ke bawah atau yang menampar wajah saat kebut-kebutan. Pada pesawat terbang sendiri, the force ini bekerja dalam beberapa bentuk.

Normalnya, pesawat yang terparkir di bandara akan dipengaruhi oleh gaya sembarang arah dari molekul-molekul udara dan Gaya Tarik Bumi agar tetap mendarat. Supaya bisa terangkat, pesawat harus memiliki Gaya Angkat yang lebih besar. Hal ini diakali dengan bentuk sayap pesawat yang agak melengkung. Desain ini memungkinkan bagian bawah pesawat terkena gaya yang lebih besar daripada bagian atasnya. Pertama, saat pesawat bergerak maju, molekul udara akan lebih dahsyat menggempur bagian bawah sayap, sehingga muncullah gaya dorong ke atas. Asal aliran udara sedang tidak kacau, molekul udara di atas sayap juga akan bergerak lebih cepat dari yang di bawah, dan ujung-ujungnya akan menambah tekanan ke atas.

Selain gaya ke atas dan ke bawah, pesawat terbang juga dipengaruhi oleh gaya gesek yang alaminya akan menahan laju pesawat. Supaya bisa maju ke depan, pesawat terbang harus punya gaya dorong yang besar. Di sinilah mesin pesawat jadi andalan! Menggunakan baling-baling, jet, atau roket, mesin pesawat berfungsi untuk menyedot udara dan mendorongnya ke belakang. Sekali sedot, tipikal mesin 777 bisa menyedot sekitar hampir 57 juta liter udara. Jumlah udara sebanyak ini bahkan bisa kita pakai buat napas selama 4 hari! Jadi ya, tidak heran pesawat bisa terbang sebegitu cepatnya tanpa capek sama sekali.

Jadi, pada prinsipnya pesawat bisa melayang di udara karena berhasil menyeimbangkan semua gaya yang memengaruhinya. Dengan memanipulasi the force, pesawat bisa mengontrol laju, ketinggian, dan juga gerakan.

Memang itu semua terdengar ribet… Tapi ini semua bisa tercapai berkat nenek moyang kita yang terus ingin belajar dan bermimpi. Tentunya setelah bertahun-tahun penelitian, ribuan kali gagal dan usaha yang pantang menyerah. Tanpa itu semua, sejarah penerbangan manusia mungkin cuma bakal mentok pada eksperimen sayap Daedalus atau jurus meringankan tubuh. Dan tentunya… ahem tanpa pesawat, kita harus naik kapal atau berenang tiap kali kita mau keluar pulau. Sangat menyusahkan! Dan seperti biasa terima kasih.



sumber : https://kokbisachannel.wordpress.com/2017/04/19/kenapa-pesawat-bisa-terbang/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

perbedaan animasi 4D dan 5D

Animasi 4D  Tidak berbeda jauh dengan format 3D, hanya saja efek dari film 4D ini, bukan hanya gambarnya saja yang keluar, melainkan ada getaran-getaran atau efek-efek nyata yg dihasilkan. Misalnya saja film-film animasi bertema kehidupan alam, ketika adegan di air, maka ada air yang menyipratkannya ke wajah kita, atau uap air menetes. Lalu ketika adegan gempa bumi, maka kursi yang kita duduki akan bergetar juga, memang unik dan mengasyikan tetapi para penonton pasti tidak akan fokus ke filmnya melainkan ke efeknya saja. Film berformat seperti ini tidak hanya mengacu pada layar bioskop saja, melainkan beberapa aplikasi media seperti penggerak kursi yang menghasilkan getaran, uap air, serta beberapa efek lainnya, termasuk AC yang bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin saat adegan salju, dan Heater yang dapat memanas saat adegan padang pasir. Dan format film ini pun harus diputar pada bioskop-bioskop khusus saja. Sedangkan animasi 5D sebenarnya di beberapa negara eropa ada ne...

Kenapa 1 Tahun Itu 12 Bulan?

Nenek moyang kita dulu membuat kalendar berdasarkan berbagai macam perhitungan. Mulai dari perhitungan astronomi, pergantian musim, peristiwa politik hingga prediksi kiamat. Ini seperti yang ditanyakan oleh teman-teman kita ini, kenapa sistem kalender kita harus memiliki 12 bulan dalam setahun? Kenapa bukan misalnya, 20 bulan? Apa dasar perhitungannya? Pendeknya, kalender yang kita gunakan sekarang itu mengadopsi sistem kalender romawi. Awal mulanya, sistem dalam kalender romawi ini hanya memiliki 10 bulan atau 304 hari saja dalam setahun. Tapi, jumlah 10 bulan ini kemudian dianggap kurang tepat, karena tidak bisa sinkron dengan pergantian musim yang terjadi. Hingga akhirnya, Kaisar Romawi pada saat itu, Numa Pompilius, menambahkan 2 bulan baru, yakni Januari dan Februari. Dan kemudian setelah itu, disempurnakan lagi oleh sistem kalender Julian, yang namanya diambil dari Julius Caesar, kaisar romawi saat itu. Lalu ketika bangsa di eropa mulai mengembangkan sains dan memahami astron...

Bagaimana Cara Mengetahui Umur Benda Purba?

Coba tebak, sudah berapa lama Sultan Jogjakarta yang pertama meninggal? Jawabannya mudah. Kita kurangkan saja tanggal hari ini dengan tanggal kematian sang sultan. Tapi, bagaimana kalau kita ditanya, sudah berapa lama Firaun Mesir yang pertama meninggal? Atau, sudah berapa lama kucing kesayangannya meninggal? Pertanyaan semacam ini, tampaknya selalu bisa dijawab oleh para peneliti benda purba. Buktinya, setiap peninggalan bersejarah yang kita lihat di museum selalu ada keterangan umurnya. Namun seperti pertanyaan ini, pernahkah kalian penasaran, bagaimana para peneliti bisa tahu umur mumi, prasasti, atau benda-benda purba lainnya? Padahal, mereka jelas belum lahir pada zaman itu. Apakah mereka cuma asal tebak? Atau jangan-jangan, para peneliti ini diam-diam punya mesin waktu? Ternyata, pengukuran umur benda purba bisa dilakukan secara ilmiah tanpa perlu time-travel, yaitu dengan teknik dating. Bukan… Bukan dating yang itu, tapi dating yang lainnya. Teknik dating benda purba sendiri...