Langsung ke konten utama

Apakah Minyak Di Dunia Ini Akan Habis?

Hingga kini, minyak masih menjadi kebutuhan utama bagi kita untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga hingga kini, ia dapat menjadi berkah dan sekaligus menjadi sumber konflik dimanapun ia berada. Tapi, apakah minyak di dunia ini, yang kita gunakan sehari-hari tersebut, akan habis? Jika iya, kapan itu akan terjadi?

Satu analisis mengatakan bahwa kita telah melewati puncak produksi minyak di dunia pada tahun 2008 lalu. Diperkirakan, produksi minyak di dunia akan terus menurun setelah tahun 2008 tersebut dan hanya akan mampu memenuhi kebutuhan kita untuk 40 hingga 50 tahun ke depan saja. Prediksi ini juga sudah memperhitungkan kemampuan produksi negara-negara dengan cadangan minyak besar, seperti Arab Saudi, Irak, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Iran.

Analisis lain mengatakan kalau produksi minyak di dunia tidak akan pernah habis dalam puluhan hingga ratusan tahun ke depan. Itu diprediksikan karena teknik pengeboran minyak kita yang akan semakin bisa mencapai tempat yang jauh lebih dalam dari teknologi pengeboran kita sekarang. Ini juga didukung oleh pandangan ekonomi yang mengatakan bahwa saat produksi minyak kita semakin terbatas, kita akan mencari teknologi yang lebih hemat minyak, sehingga stok minyak kita pun, akan terus tetap ada.

Tetapi terlepas dari itu semua, keperluan menggantikan minyak dengan energi lain, yang lebih bersih dan dapat diperbaharui, merupakan sesuatu yang mendesak bagi kita. Ini berawal dari keinginan kita untuk mengurangi pencemaran lingkungan hingga ketergantungan kita pada negara lain. Tapi, ini jelas tidak lah mudah karena semua aspek kehidupan kita, telah menggunakan minyak sebagai sumber energinya, dan tentunya akan sangat sulit untuk menggantikannya dengan energi lain dalam waktu yang singkat.

Ya, sekalipun kita tahu bahwa kita pun harus menghemat penggunaan minyak kita sekarang dan berganti ke energi lainnya. Tetapi, mungkin sementara ini, kita bisa mencontoh tukang bakso daerah rumah kita yang terus bisa berkeliling tanpa menggunakan minyak. Dan seperti biasa, terima kasih.


sumber : https://kokbisachannel.wordpress.com/2016/04/20/apakah-minyak-di-dunia-ini-akan-habis/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

perbedaan animasi 4D dan 5D

Animasi 4D  Tidak berbeda jauh dengan format 3D, hanya saja efek dari film 4D ini, bukan hanya gambarnya saja yang keluar, melainkan ada getaran-getaran atau efek-efek nyata yg dihasilkan. Misalnya saja film-film animasi bertema kehidupan alam, ketika adegan di air, maka ada air yang menyipratkannya ke wajah kita, atau uap air menetes. Lalu ketika adegan gempa bumi, maka kursi yang kita duduki akan bergetar juga, memang unik dan mengasyikan tetapi para penonton pasti tidak akan fokus ke filmnya melainkan ke efeknya saja. Film berformat seperti ini tidak hanya mengacu pada layar bioskop saja, melainkan beberapa aplikasi media seperti penggerak kursi yang menghasilkan getaran, uap air, serta beberapa efek lainnya, termasuk AC yang bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin saat adegan salju, dan Heater yang dapat memanas saat adegan padang pasir. Dan format film ini pun harus diputar pada bioskop-bioskop khusus saja. Sedangkan animasi 5D sebenarnya di beberapa negara eropa ada ne...

Kenapa 1 Tahun Itu 12 Bulan?

Nenek moyang kita dulu membuat kalendar berdasarkan berbagai macam perhitungan. Mulai dari perhitungan astronomi, pergantian musim, peristiwa politik hingga prediksi kiamat. Ini seperti yang ditanyakan oleh teman-teman kita ini, kenapa sistem kalender kita harus memiliki 12 bulan dalam setahun? Kenapa bukan misalnya, 20 bulan? Apa dasar perhitungannya? Pendeknya, kalender yang kita gunakan sekarang itu mengadopsi sistem kalender romawi. Awal mulanya, sistem dalam kalender romawi ini hanya memiliki 10 bulan atau 304 hari saja dalam setahun. Tapi, jumlah 10 bulan ini kemudian dianggap kurang tepat, karena tidak bisa sinkron dengan pergantian musim yang terjadi. Hingga akhirnya, Kaisar Romawi pada saat itu, Numa Pompilius, menambahkan 2 bulan baru, yakni Januari dan Februari. Dan kemudian setelah itu, disempurnakan lagi oleh sistem kalender Julian, yang namanya diambil dari Julius Caesar, kaisar romawi saat itu. Lalu ketika bangsa di eropa mulai mengembangkan sains dan memahami astron...

Bagaimana Cara Mengetahui Umur Benda Purba?

Coba tebak, sudah berapa lama Sultan Jogjakarta yang pertama meninggal? Jawabannya mudah. Kita kurangkan saja tanggal hari ini dengan tanggal kematian sang sultan. Tapi, bagaimana kalau kita ditanya, sudah berapa lama Firaun Mesir yang pertama meninggal? Atau, sudah berapa lama kucing kesayangannya meninggal? Pertanyaan semacam ini, tampaknya selalu bisa dijawab oleh para peneliti benda purba. Buktinya, setiap peninggalan bersejarah yang kita lihat di museum selalu ada keterangan umurnya. Namun seperti pertanyaan ini, pernahkah kalian penasaran, bagaimana para peneliti bisa tahu umur mumi, prasasti, atau benda-benda purba lainnya? Padahal, mereka jelas belum lahir pada zaman itu. Apakah mereka cuma asal tebak? Atau jangan-jangan, para peneliti ini diam-diam punya mesin waktu? Ternyata, pengukuran umur benda purba bisa dilakukan secara ilmiah tanpa perlu time-travel, yaitu dengan teknik dating. Bukan… Bukan dating yang itu, tapi dating yang lainnya. Teknik dating benda purba sendiri...