Langsung ke konten utama

Benarkah Wortel Baik Untuk Kesehatan Mata?

Wortel, vitamin A, dan mata adalah trio yang tak terpisahkan! Supaya mata kita sehat dan berbinar, kita harus banyak makan wortel yang mengandung vitamin A. Begitulah yang mungkin pernah dikatakan orang tua atau guru, saat kita masih kecil.Nah, karena sekarang kita udah gede, saatnya menyelidiki, apa benar wortel bisa bikin mata kita sehat?

Faktanya, wortel memang bisa menyehatkan mata, tapi caranya tidak seperti yang selama ini kita bayangkan. Nyatanya, zat yang terkandung dalam wortel bukanlah Vitamin A, tapi Provitamin A. Provitamin A ini bisa ditemukan dalam bentuk Karotenoid dan terdiri dari aneka senyawa kimia. Di dalam usus kita, zat-zat ini akan dipecah dan diolah sampai akhirnya… bukan sulap bukan sihir! Terciptalah Vitamin A!

Lantas, memangnya apa hubungan antara Vitamin A dengan kesehatan mata kita? Untuk menjawabnya, ayo kita kenalan dulu dengan dua sel pada mata, yaitu Sel Kerucut dan Sel Batang. Kedua sel ini ada di bagian Retina mata dan sangat peka terhadap cahaya. Sel Kerucut bertugas saat kondisi terang dan akan ganti shift dengan Sel Batang saat kondisi remang-remang. Itu sebabnya, Sel Batang jumlahnya jauh lebih banyak dan juga lebih peka cahaya daripada Sel Kerucut. Merekalah yang bahu-membahu mengubah sinyal cahaya jadi sinyal elektrik supaya bisa diterjemahkan otak kita dalam bentuk visual.

Bayangkan mata kita adalah mesin penangkap cahaya! Saat keadaan remang-remang, cahaya akan ditangkap oleh protein bernama Rhodopsin di Sel Batang, kemudian diolah oleh komponen Vitamin A, baru dikirim lewat sistem saraf ke otak kita. Jadi, kurangnya Vitamin A bakal langsung berpengaruh ke mata kita, terutama ke Sel Batang. Akibatnya, kita bisa kena rabun ayam alias rabun senja, yang membuat penglihatan kita mulai tidak jelas menjelang malam tiba…

Makanya, ayo biasakan makan makanan berprovitamin A juga yang bervitamin A. Jadi ya, jangan cuma jajan bakso tiap hari! Dan seperti biasa, terima kasih.



sumber : https://kokbisachannel.wordpress.com/2017/02/20/benarkah-wortel-baik-untuk-kesehatan-mata/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

perbedaan animasi 4D dan 5D

Animasi 4D  Tidak berbeda jauh dengan format 3D, hanya saja efek dari film 4D ini, bukan hanya gambarnya saja yang keluar, melainkan ada getaran-getaran atau efek-efek nyata yg dihasilkan. Misalnya saja film-film animasi bertema kehidupan alam, ketika adegan di air, maka ada air yang menyipratkannya ke wajah kita, atau uap air menetes. Lalu ketika adegan gempa bumi, maka kursi yang kita duduki akan bergetar juga, memang unik dan mengasyikan tetapi para penonton pasti tidak akan fokus ke filmnya melainkan ke efeknya saja. Film berformat seperti ini tidak hanya mengacu pada layar bioskop saja, melainkan beberapa aplikasi media seperti penggerak kursi yang menghasilkan getaran, uap air, serta beberapa efek lainnya, termasuk AC yang bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin saat adegan salju, dan Heater yang dapat memanas saat adegan padang pasir. Dan format film ini pun harus diputar pada bioskop-bioskop khusus saja. Sedangkan animasi 5D sebenarnya di beberapa negara eropa ada ne...

Kenapa 1 Tahun Itu 12 Bulan?

Nenek moyang kita dulu membuat kalendar berdasarkan berbagai macam perhitungan. Mulai dari perhitungan astronomi, pergantian musim, peristiwa politik hingga prediksi kiamat. Ini seperti yang ditanyakan oleh teman-teman kita ini, kenapa sistem kalender kita harus memiliki 12 bulan dalam setahun? Kenapa bukan misalnya, 20 bulan? Apa dasar perhitungannya? Pendeknya, kalender yang kita gunakan sekarang itu mengadopsi sistem kalender romawi. Awal mulanya, sistem dalam kalender romawi ini hanya memiliki 10 bulan atau 304 hari saja dalam setahun. Tapi, jumlah 10 bulan ini kemudian dianggap kurang tepat, karena tidak bisa sinkron dengan pergantian musim yang terjadi. Hingga akhirnya, Kaisar Romawi pada saat itu, Numa Pompilius, menambahkan 2 bulan baru, yakni Januari dan Februari. Dan kemudian setelah itu, disempurnakan lagi oleh sistem kalender Julian, yang namanya diambil dari Julius Caesar, kaisar romawi saat itu. Lalu ketika bangsa di eropa mulai mengembangkan sains dan memahami astron...

Bagaimana Cara Mengetahui Umur Benda Purba?

Coba tebak, sudah berapa lama Sultan Jogjakarta yang pertama meninggal? Jawabannya mudah. Kita kurangkan saja tanggal hari ini dengan tanggal kematian sang sultan. Tapi, bagaimana kalau kita ditanya, sudah berapa lama Firaun Mesir yang pertama meninggal? Atau, sudah berapa lama kucing kesayangannya meninggal? Pertanyaan semacam ini, tampaknya selalu bisa dijawab oleh para peneliti benda purba. Buktinya, setiap peninggalan bersejarah yang kita lihat di museum selalu ada keterangan umurnya. Namun seperti pertanyaan ini, pernahkah kalian penasaran, bagaimana para peneliti bisa tahu umur mumi, prasasti, atau benda-benda purba lainnya? Padahal, mereka jelas belum lahir pada zaman itu. Apakah mereka cuma asal tebak? Atau jangan-jangan, para peneliti ini diam-diam punya mesin waktu? Ternyata, pengukuran umur benda purba bisa dilakukan secara ilmiah tanpa perlu time-travel, yaitu dengan teknik dating. Bukan… Bukan dating yang itu, tapi dating yang lainnya. Teknik dating benda purba sendiri...