Mungkin kita tidak habis pikir melihat teman kita yang hobi nonton film horor, mulai dari yang hantu-hantuan, monster-monsteran, sampai darah-darahan. Padahal, saat melihat adegan seram, teman kita selalu ketakutan setengah mati. Seperti pertanyaan Peter ini, mengapa banyak orang suka film horor?
Jangan-jangan, teman kita termasuk “KEPRIBADIAN TIPE-T”. Menurut Frank Farley, Professor Psikologi dari Temple University di Philadelphia, Amerika Serikat, mereka yang berkepribadian Tipe-T adalah orang-orang yang suka tantangan alias “thrill-seeker”. Bukannya menjauhi, orang-orang ini justru menyukai sensasi yang dipicu oleh rasa takut.
Fenomena ini rupanya bisa dijelaskan secara ilmiah. Pada zaman purba, kita, manusia, merasa takut saat ada ancaman. Di abad 21 seperti sekarang, sensasi yang sama bisa kita dapatkan dengan cara yang lebih aman, seperti nonton film horor di bioskop. Saat merasa ketakutan, otak kita akan melepaskan hormon ADRENALIN yang menyiapkan tubuh untuk respon bertarung atau lari. Saat kita mengalami banjir adrenalin, jantung akan berdebar-debar, indera-indera jadi lebih peka dan tubuh pun menjadi lebih bersemangat. Selain itu, kita juga akan merasa lebih bertenaga karena tubuh kita membakar kalori dan memproduksi GLUKOSA, alias zat gula sebagai bahan bakar otak, sel darah, dan organ-organ lainnya. Beberapa peneliti bahkan mengukur total kalori yang dibakar saat menonton film horor, seperti “Jaws” dan “The Shining”.
Bagaimanapun, ingin menurunkan berat badan tapi malas olahraga tentu bukan satu-satunya alasan orang nge-fans dengan film horor. Secara psikologis, menonton film horor ternyata bisa memberi kepuasan batin. Hal ini bisa terjadi karena kita tahu, film horor tidak nyata. Begitu tokoh jahat berhasil dikalahkan, kita bisa ikut merasa lega karena otak kita dibanjiri hormon ENDORFIN, yang berfungsi menurunkan stres dan mengurangi efek rasa sakit. Selain itu, otak kita juga memproduksi DOPAMIN yang memberi kepuasan setelah kita berhasil meraih sebuah pencapaian… seperti berhasil nonton film horor dari awal sampai akhir tanpa harus sembunyi di balik bantal…
Jadi, menonton film horor sebetulnya bisa jadi pengalaman menyenangkan. Sebuah penelitian di Friedrich Schiller University of Jena di Jerman membuktikan bahwa film horor sesungguhnya tidak membuat kita takut. Alasannya, lagi-lagi karena kita tahu bahwa vampir, tukang sihir, nenek lampir, dan makhluk seram lainnya tidak ada di dunia nyata. Jadi, kita masih bisa merasakan sensasi penuh ketegangan sambil tetap bermesraan dengan pacar idaman.
Akhirnya, dengan menonton film horor, kita bisa melakukan ESCAPISM alias melarikan dari kenyataan. Meski mengerikan, film horor menyuguhkan petualangan yang jauh lebih seru dari kehidupan kita sehari-hari. Artinya, kita bisa melupakan PR-PR kita yang menumpuk, omelan bos di kantor, dan rutinitas membosankan lainnya.
Jadi, nonton film horor sekali-sekali boleh saja buat pelarian. Tapi jangan sampai kita lupa pada kenyataan. Dan seperti biasa, terima kasih.
sumber : https://kokbisachannel.wordpress.com/2016/10/30/mengapa-kita-suka-nonton-film-horor/
Jangan-jangan, teman kita termasuk “KEPRIBADIAN TIPE-T”. Menurut Frank Farley, Professor Psikologi dari Temple University di Philadelphia, Amerika Serikat, mereka yang berkepribadian Tipe-T adalah orang-orang yang suka tantangan alias “thrill-seeker”. Bukannya menjauhi, orang-orang ini justru menyukai sensasi yang dipicu oleh rasa takut.
Fenomena ini rupanya bisa dijelaskan secara ilmiah. Pada zaman purba, kita, manusia, merasa takut saat ada ancaman. Di abad 21 seperti sekarang, sensasi yang sama bisa kita dapatkan dengan cara yang lebih aman, seperti nonton film horor di bioskop. Saat merasa ketakutan, otak kita akan melepaskan hormon ADRENALIN yang menyiapkan tubuh untuk respon bertarung atau lari. Saat kita mengalami banjir adrenalin, jantung akan berdebar-debar, indera-indera jadi lebih peka dan tubuh pun menjadi lebih bersemangat. Selain itu, kita juga akan merasa lebih bertenaga karena tubuh kita membakar kalori dan memproduksi GLUKOSA, alias zat gula sebagai bahan bakar otak, sel darah, dan organ-organ lainnya. Beberapa peneliti bahkan mengukur total kalori yang dibakar saat menonton film horor, seperti “Jaws” dan “The Shining”.
Bagaimanapun, ingin menurunkan berat badan tapi malas olahraga tentu bukan satu-satunya alasan orang nge-fans dengan film horor. Secara psikologis, menonton film horor ternyata bisa memberi kepuasan batin. Hal ini bisa terjadi karena kita tahu, film horor tidak nyata. Begitu tokoh jahat berhasil dikalahkan, kita bisa ikut merasa lega karena otak kita dibanjiri hormon ENDORFIN, yang berfungsi menurunkan stres dan mengurangi efek rasa sakit. Selain itu, otak kita juga memproduksi DOPAMIN yang memberi kepuasan setelah kita berhasil meraih sebuah pencapaian… seperti berhasil nonton film horor dari awal sampai akhir tanpa harus sembunyi di balik bantal…
Jadi, menonton film horor sebetulnya bisa jadi pengalaman menyenangkan. Sebuah penelitian di Friedrich Schiller University of Jena di Jerman membuktikan bahwa film horor sesungguhnya tidak membuat kita takut. Alasannya, lagi-lagi karena kita tahu bahwa vampir, tukang sihir, nenek lampir, dan makhluk seram lainnya tidak ada di dunia nyata. Jadi, kita masih bisa merasakan sensasi penuh ketegangan sambil tetap bermesraan dengan pacar idaman.
Akhirnya, dengan menonton film horor, kita bisa melakukan ESCAPISM alias melarikan dari kenyataan. Meski mengerikan, film horor menyuguhkan petualangan yang jauh lebih seru dari kehidupan kita sehari-hari. Artinya, kita bisa melupakan PR-PR kita yang menumpuk, omelan bos di kantor, dan rutinitas membosankan lainnya.
Jadi, nonton film horor sekali-sekali boleh saja buat pelarian. Tapi jangan sampai kita lupa pada kenyataan. Dan seperti biasa, terima kasih.
sumber : https://kokbisachannel.wordpress.com/2016/10/30/mengapa-kita-suka-nonton-film-horor/
Komentar
Posting Komentar